GENG BEDUG, TIGA SEKAWAN DARI GANG BEDUK

Tersebutlah tiga anak dari pinggiran Jakarta yang memulai persahabatan mereka dari sebuah masjid di sebuah gang yang bernama Gang Beduk.
Abduh adalah anak yatim berusia 8 tahun yang berasal dari keluarga yang berkecukupan. Ayahnya wafat ketika ia berusia 3 tahun. Ia anak semata wayang. Ibunya seorang pengusaha sukses. Bisnis toko onlinenya maju pesat. Ia sangat memanjakan Abduh, sehingga hampir semua yang Abduh inginkan selalu didapat.
Soleh berusia 9 tahun. Berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya pegawai negeri kelurahan setempat yang jujur, sedangkan ibunya bekerja penuh di rumah sebagai ibu rumah tangga. Namun kesederhanaan keluarga mereka tidak menjadi masalah untuk Soleh. Ia tetap tumbuh menjadi anak yang bahagia dan tidak macam-macam.
Aira adalah anak terakhir dari 5 bersaudara. Ia anak perempuan satu-satunya di keluarga. Ayah-Ibunya sibuk dengan bisnis mereka masing-masing, sehingga Aira dititipkan di rumah neneknya di dekat rumah Abduh dan Soleh, di antara Depok dan Tangerang Selatan. Aira berasal dari keluarga yang kaya raya. Namun itu tidak membuat Aira sombong. Justru dengan tinggal di rumah neneknya yang terbilang sederhana, Aira malah lebih betah bergaul dengan teman-teman “kampung” nya.
Bersama, ketiga anak itu berjumpa di pengajian mereka di masjid Ar Rasyiid, di Gang Beduk. Tak jauh dari tempat tinggal mereka masing-masing.
Demikian latar belakang singkat dari tokoh-tokoh dalam komik yang kini tengah dipersiapkan oleh FranKKomiK. Geng Bedug, judul komiknya. Dikreasikan dan ditulis ceritanya oleh Aria Baja (co-founder FranKKomiK) dan Franki Indrasmoro (founder FranKKomiK, kreator dan penulis komik Petualangan NAIF & Mesin Waktu dan Setan Jalanan). Illustrasinya digarap oleh Doni Rakhman (Doni Kudjo), seorang komikus asal Semarang. Geng Bedug adalah komik anak, artinya segala kisah yang terkandung di dalamnya terinspirasi dari anak-anak dan dipersembahkan untuk anak-anak. Gerakannya dimulai dari format komik strip online di media sosial (Instagram, Twitter dan Facebook), dan secara bertahap telah dipublikasikan per tanggal 6 Juni lalu, tepat di hari pertama bulan Ramadhan tahun 2016.
Bila disimak dari namanya, sekilas terkesan ini adalah komik religi. Namun sebenarnya tidak juga.
“Memang, basicnya Geng Bedug mengambil tema yang bersinggungan dengan agama Islam. Dan kebetulan peluncuran debutnya di momen Ramadhan. Tapi pada pengembangannya nanti tidak demikian. Geng Bedug akan lebih banyak mengangkat tema pendidikan sosial dan moral untuk anak,” demikian Aria Baja menjelaskan.
Berbicara tentang formatnya (komik strip online), apakah Geng Bedug terinspirasi dari fenomena komik online yang marak belakangan ini?
“Pastinya,” jawab Franki Indrasmoro, jujur, “Tapi, sebetulnya ide awalnya mau bikin komik cetak. Cuma karena mau mengejar momen Ramadhan, di sela kesibukan masing-masing saya dan Baja, akhirnya kami sepakat mau membangkitkan awareness dulu melalui media sosial. Yang penting orang kenal dulu aja dengan Geng Bedug. Lalu, insya Allah, mungkin dalam beberapa bulan setelah Lebaran, kami akan merilis Geng Bedug versi komik cetaknya.”
Begitulah kurang lebih kabar terkini dari FranKKomiK, Kawan-kawan. Ikuti kabar tentang Geng Bedug dan komiknya di akun-akun medsos mereka (ada di gambar).
Salam komik Indonesia!
No Comments

Post A Comment